Zilenialnews.com, Semarang - Tim Program Pengabdian Masyarakat Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), baru-baru ini mengadakan pelatihan penggunaan Trainer Kit Solar Cell berbasis IoT untuk guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para guru di bidang energi terbarukan, khususnya untuk mendukung pembelajaran pada jurusan Teknik Ketenagalistrikan di SMK.
Sebanyak 25 peserta, yang terdiri dari 20 guru produktif dan 5 guru adaptif di bidang ketenagalistrikan, mengikuti pelatihan sehari penuh. Para peserta mendapatkan bimbingan dari tim ahli dalam pengembangan sistem Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA). Materi yang disampaikan mencakup konsep dasar sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), identifikasi komponen utama, pemrograman, serta cara mengintegrasikan sistem PLTS menggunakan Trainer Kit Solar Cell IoT.
Dalam kegiatan tersebut, para guru diperkenalkan pada teknologi energi surya skala kecil yang menggunakan Trainer Kit Solar Cell IoT. Melalui pemahaman teknologi ini, para guru diharapkan dapat mengadakan sesi praktik bersama siswa di sekolah. Pelatihan ini juga bertujuan mengasah kompetensi peserta dalam menggunakan teknologi SCADA yang terintegrasi dengan sistem PLTS dan menerapkan metode Project-based Learning, yang memadukan teori dan praktik menggunakan Trainer Kit.
Trainer Kit ini didesain untuk simulasi dan pembelajaran, lengkap dengan panel surya, inverter, serta alat ukur untuk mengukur arus, tegangan, radiasi matahari, dan suhu. Dengan perangkat ini, peserta dapat melakukan simulasi dan pengukuran langsung, sehingga memperoleh pemahaman praktis tentang cara kerja sistem solar PV, menghitung efisiensi daya, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem.
Penggunaan Trainer Kit ini tidak hanya memperkaya pengetahuan teoretis peserta, tetapi juga mengasah keterampilan praktis mereka dalam instalasi, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem solar PV. Dengan cara ini, peserta dapat mengalami langsung dinamika sistem pembangkit listrik tenaga surya dan memahami kompleksitasnya.
Selain itu, dengan adanya Teknologi SCADA dan IoT yang terintegrasi dalam Trainer Kit ini juga memungkinkan peserta mempelajari otomatisasi yang menjadi tren dalam industri energi modern, yang tentunya ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari cara mengoperasikan dan memprogram perangkat serta mengintegrasikannya dengan perangkat keras PLTS, yang menjadi keterampilan yang sangat relevan di era Industri 4.0.
Beberapa peserta juga menyampaikan manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan ini.
Seperti dari guru produktif di Jurusan Ketenagalistrikan, Heri W, mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para guru, terutama karena Trainer Kit yang disediakan memberi mereka kesempatan untuk melihat langsung prinsip kerja sistem PLTS.
"Pelatihan ini memungkinkan para guru untuk membawa pengetahuan yang didapatkan ke dalam kelas, dan mempraktikkannya bersama siswa," ujar Heri.
Di kesempatan yang sama, seorang guru adaptif, Lestari M, juga mengungkapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, ia merasa percaya dirinya lebih meningkat dalam mengajarkan materi energi terbarukan dan otomatisasi, terutama dengan adanya SCADA yang terintegrasi dengan Trainer Kit Solar Cell IoT.
"Energi terbarukan dan otomatisasi adalah bidang yang sangat penting saat ini," jelasnya.
Sementara itu, guru dari Jurusan Teknik Listrik, Arif S, berharap agar pelatihan serupa dapat terus diadakan agar pengetahuan tentang energi surya semakin berkembang.
"Setelah pelatihan ini, saya merasa memiliki pengetahuan lebih mendalam tentang teknologi energi surya dan cara mempraktikkannya bersama siswa," imbuhnya.
Pelatihan ini terbagi dalam beberapa sesi mulai dari pengenalan alat pada 7 Agustus 2024, pembuatan sistem pada 26 September 2024, dan pengujian laboratorium pada 30 Oktober 2024. Setiap sesi diikuti dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta tentang sistem solar PV, keterampilan instalasi, dan penguasaan sistem SCADA.
Melalui pelatihan ini, Fakultas Teknik UNNES berharap para peserta tidak hanya mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam proses pembelajaran di sekolah masing-masing, tetapi juga menjadi pengajar yang lebih siap dalam mentransfer pengetahuan terkait teknologi terbarukan di bidang ketenagalistrikan, agar dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan ketenagalistrikan di SMK, dan bisa memperkuat kompetensi guru dalam mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan dunia industri yang semakin modern.
Sebagai informasi, tim PPM ini dipimpin oleh Dr. Eko Supraptono, dan dibantu oleh mahasiswa Teknik Elektro FT UNNES, yang telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Trainer Kit Solar Cell berbasis IoT untuk guru di SMK.
Editor: Yusril Resmahadi/Tim Redaksi