Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi, mengatakan, skema yang mungkin dilakukan saat ini adalah menekan ritase sampah dari level kewilayahan yang digabung ke dalam Satuan Wilayah Kerja (SWK). Berdasarkan data DLH Kota Bandung, ritase sampah di tiap SWK bervariasi, seperti berikut:
1. SWK Bojonagara: 35,88 rit/hari
2. SWK Cibeunying: 51,89 rit/hari
3. SWK Tegallega: 33,67 rit/hari
4. SWK Karees: 36,41 rit/hari
5. SWK Kordoba: 25,88 rit/hari
6. SWK Ubermanik: 31,23 rit/hari
"Kami berupaya menerapkan pengurangan hingga 140 ritase per hari," ujar Dudi saat Rapat Optimalisasi Pengelolaan Sampah Mandiri di Kewilayahan, Kamis (17/10/2024).
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Bandung, Asep Gufron, menyebut, komitmen pengurangan ritase sampah ke TPA Sarimukti telah terjalin antara Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar.
Menurutnya, unsur kewilayahan di Kota Bandung menjadi pihak strategis dalam mewujudkan pengurangan ritase kiriman sampah ke TPA Sarimukti.
Rapat Optimalisasi Pengelolaan Sampah Mandiri di Kewilayahan bertujuan untuk terbangunnya komitmen aparat kewilayahan (Camat dan Lurah) terkait kinerja penanganan sampah terpadu di 30 kecamatan. Dari kegiatan ini, diharapkan:
1. Aparat kewilayahan dapat melakukan pengolahan sampah dengan metode atau pendekatan yang menyesuaikan kondisi wilayah.
2. Meningkatkan optimalisasi rumah maggot.
3. Mencegah terjadinya penumpukan sampah di jalan-jalan protokol atau pemukiman.
4. Terciptanya komitmen pengolahan sampah di level keluarga.
"Kita perlu mengawasi, coba dibentuk tim-tim pengawasan di titik-titik rawan adanya tumpukan sampah yang liar," pesan Asep.
Sedangkan Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, mendorong langkah lebih jauh yang harus diambil terkait pengelolaan sampah, yaitu proses pengolahan sampah itu sendiri. Meski target Pemkot Bandung adalah menekan ritase ke TPA, Koswara mengajak semua pihak menatap terobosan yang lebih jauh, yakni menjadikan Bandung sebagai kota nol sampah.
"Hal yang lebih penting adalah pergeseran paradigma dari membuang sampah menjadi pengelolaan sampah. Jadi, yang perlu kita pikirkan bukan hanya membuang sampah, tetapi juga mengelola sampah," pesan Koswara.
Melihat cerita sukses di kewilayahan pada masa darurat sampah sekitar tahun 2023, Koswara optimis upaya menekan ritase kiriman sampah hingga titik terendah dapat diwujudkan.
"Pasti bisa. Sukses story nya sudah ada, dan 383 RW di Kota Bandung sudah bebas sampah," pungkasnya.
Editor: Redaksi Zilenialnews
Sumber: Humas Bandung