Jambore Budaya Baca XI berhasil menciptakan suasana yang meriah dan inspiratif bagi para peserta. Selain menunjukkan kemampuan literasi, peserta juga mendapatkan pengalaman berharga.
Salah satu Siswi SMPN 2 Bandung juga sebagai pemenang Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Sunda, Nesya Azalia Yasinta, mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti lomba tersebut.
“Sangat seru, menyenangkan, dan tentunya menambah wawasan, dan melatih kemampuan kita seperti bertutur dan berpidato,” ujarnya.
Semangat dan antusias peserta terlihat dari persiapan yang dilakukan beberapa bulan sebelumnya agar dapat menampilkan performance yang maksimal.
Menghadapi festival ini, Nesya mengaku mempersiapkan diri dengan melatih public speaking dan mengatasi rasa gugup. Menurutnya, kunci tampil sempurna di depan banyak orang adalah tidak boleh gugup.
“Saya tidak boleh gugup, tidak boleh nervous di depan banyak orang, harus menyiapkan skill atau mematangkan skill ber-public speaking di depan banyak orang. Kunci agar tampil sempurna didepan banyak orang adalah tidak boleh gugup atau nervous, saya juga menyiapkan naskah pidato terlebih dahulu dalam Bahasa Indonesia, lalu mentranslatenya ke Bahasa Sunda," ungkap Nesya.
“Saya termotivasi mengikuti lomba Biantara atau Pidato Bahasa Sunda karena ingin menambah wawasan tentang kosakata Bahasa Sunda dan mengembangkan skill public speaking dalam Bahasa Sunda," tambahnya.
Jambore Budaya Baca XI tahun 2024 ini tidak hanya menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan literasi dan public speaking para peserta, tetapi juga berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Sunda di kalangan generasi muda. Acara ini memotivasi generasi muda Kota Bandung untuk bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan tujuan Jambore, peningkatan literasi diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan dan menyejahterakan kualitas hidup masyarakat Kota Bandung. (yr)
Editor: Redaksi Zilenialnews
Sumber: Humas Bandung