Mahasiswi ITB Berhasil Buat Film Pendek Clay Animation, Butuh Waktu Satu Semester untuk Selesai

 

Mahasiswi ITB Sabrina Angelique Wibowo berhasil membuat clay animation selama 1 semester.
(Foto: Dok Sabreenaliq).

Zilenialnews.com, Bandung - Seorang Mahasiswi Program Studi Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabrina Angelique Wibowo membagikan video proyek individu film pendek “claymation” dengan judul The Layers yang menceritakan tentang manusia sebagai makhluk sosial dengan kompleksitas tinggi. Ia mengerjakan proyek tersebut untuk memenuhi syarat dari salah satu mata kuliah yang berbobot 5 SKS.

Perlu diketahui bahwasannya claymation adalah salah satu jenis animasi stop-motion yang karakter atau obyeknya biasanya terbuat dari tanah liat atau clay, yang dirangkai satu persatu pada setiap frame. 

Dikutip dari salah satu postingan instagramnya, Sabrina mengatakan manusia merupakan makhluk sosial yang kompleks. Menurut filsafat, orang Jepang percaya bahwa manusia memiliki tiga wajah. Wajah pertama yaitu wajah yang ditunjukan kepada dunia, wajah kedua untuk teman terdekat, dan wajah ketiga yang tidak ditunjukkan kepada siapapun. 

Dalam pembuatannya, Sabrina membutuhkan waktu sekitar satu semester mulai dari konsep ide, perancangan storyboard animasi, pembentukan plastisin, hingga proses editing. Ia juga membutuhkan ribuan gambar-gambar yang kemudian disatukan menjadi satu video utuh dan memberikan ilusi gerakan. Gambar-gambar yang diambil bisa mencapai jumlah di atas angka ribuan yang kemudian diedit menjadi satu video utuh. Untuk pengambilan gambarnya sendiri membutuhkan waktu 3 hari di rumahnya tanpa studio.

Dikutip dari salah satu postingan instagramnya, Sabrina memaparkan pada proses modeling setelah membuat storyboard, ia membuat rencana modeling sebelum benar-benar ia produksi.

"Selain sketsa modeling, di minggu yang sama juga saya mulai membuat prototipe untuk menentukan jenis clay apa yang terbaik untuk saya gunakan di modeling final," ungkapnya.

Ia menambahkan, setelah pembuatan sketsa di minggu selanjutnya ia mulai membuat rangka menggunakan kawat bonsai 1mm dan 2mm yang kemudian ia pelintir agar semakin kuat.

"Kemudian saya gunakan epopuffy untuk mengeraskan dan mengisi beberapa bagian yang dikeringkan semalaman," katanya.

Pada proses pembuatan modeling bagian badan setelah membuat rangka, ia mulai menempelkan modeling clay lyra.

"Saya memulai dengan membuat bentuk dasar terlebih dahulu, baru kemudian saya detailing," jelasnya.

Pada proses pembuatan modeling kepala kelinci setelah membuat bagian badan, ia membuat kepala kelinci dengan alumunium foil sebagai isian dan dibentuk kembali menggunakan airdry clay das.

"Modeling kepala kelinci ini kemudian saya ulangi lagi dengan jenis clay lyra, karena keperluan animasi yang memiliki scene membelah wajah, sehingga saya membutuhkan jenis clay yang tidak keras dan bisa saya belah," ungkapnya.

=Pada proses pewarnaan clay, ia menggunakan soft pastel yang dibubukkan untuk pewarnaan clay nya.

"Hal ini untuk menekan biaya dan dapat membuat warna yang lebih variatif," imbuhnya.

Pada proses pembuatan properti, ia menggunakan kawat bonsai dan alumunium foil sebagai rangka sekaligus untuk menekan penggunaan clay karena clay digunakan hanya untuk melapisi.

"Rangka ini juga membantu saya untuk mengurangi bobot properti. Untuk properti saya membuat kasur, meja, dan jendela," jelasnya.

Pada proses pembuatan baju, ia menggunakan clay lyra untuk membuat bagian pakaian.

"Pakaian ini saya buat hanya untuk menutupi bagian depan saja untuk mempermudah proses pembuatan scene membuka pakaian," katanya.

Pada proses pembuatan modeling kepala manusia, ia juga menggunakan clay lyra, namun tanpa isian alumunium foil.

"Ini karena untuk mempermudah saya dalam scene membelah wajah," jelasnya.

Pada proses pewarnaan clay akhir, ia menggunakan soft pastel yang dikerik agar bubuk,  yang kemudian dengan bantuan kuas ia tempelkan bubuk soft pastel tersebut pada modeling nya.

"Dengan soft pastel ini saya juga dapat membuat warna yang lebih variatif," ungkapnya.

Terakhir pada proses animasi dan editing, ia lakukan setelah matahari terbenam untuk mendapatkan cahaya yang stabil. Kemudian untuk editing ia menggunakan Aplikasi Procreate untuk menambal bagian-bagian tertentu, serta Capcut dan Kinemaster Premium untuk menyatukan frame dan menjadikan sebuah animasi.

Terima kasih telah membaca di situs Zilenialnews.com. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال